PAGELARAN WAYANG KULIT
LAKON :
ANAK POLAH, BAPA KEPRADAH
ALUN-ALUN BERBEK - KEC. BERBEK - KAB. NGANJUK
24 AGUSTUS 2013
Ki Soenarjo - Pakeliran |
Pagelaran wayang kulit
ini dihadiri kurang lebih 7.000 penonton yang memadati “Alun-Alun Berbek” dari
berbagai penjuru wilayah di Kabupaten Nganjuk, sehingga untuk berjalan saja
sangat susah. Tentu hal ini sangat menggembirakan karena merupakan sebuah jumlah
yang sangat besar dan sangat sulit ditemui untuk pertunjukan wayang kulit. Hal
ini dibenarkan oleh beberapa penonton, bahwa baru kali ini ada pertunjukan wayang
kulit sebesar ini di Berbek.
Melihat animo masyarakat yang luar biasa ini, memompa
semangat Ki Soenarjo ( Dalang ) untuk
menampilkan pertunjukan terbaiknya.
Ada 3 ( tiga ) unsur
wajib dalam pertunjukan wayang kulit :
Tuntunan (berisi petuah-petuah jawa untuk hidup bermasyarakat yang baik)
Tontonan (pertunjukan seni budaya yang santun dan beradab – jauh dari kerusuhan)
Tatanan (melestarikan budaya bangsa)
Tampaknya Ki Soenarjo
berhasil mengkolaborasi ketiga unsur tersebut, sehingga penonton tertib, tidak
beranjak sampai akhir pertunjukan dan mereka menyatakan puas.
Disisi lain ternyata pertunjukan wayang kali ini membawa manfaat
ekonomi yang baik pula, hal ini dirasakan oleh hampir semua PKL
(pedagang kaki lima) yang juga memadati area disekitar Alun-Alun, rata-rata
mereka menikmati peningkatan omzet penjualan sebesar 300 %.
Melihat kenyataan ini, sepertinya UNESCO sudah tepat memberi pengakuan bahwa wayang kulit merupakan warisan
dunia yang berasal dari Indonesia pada 7 November 2003.
Sebagai pewaris, mari kita semua menjaga dan melestarikan Budaya
Adiluhung ini.
Alun-Alun Berbek saat ini adalah
lapangan Kecamatan Berbek – Kabupaten Nganjuk, disebut Alun-Alun karena zaman dahulu (sebelum Belanda)
Berbek merupakan Ibukota Kabupaten dan lapangan tersebut merupakan Alun-Alun
Kabupaten. Setelah Belanda masuk maka dibuatkanlah Alun-Alun baru dikota
Nganjuk, sekaligus menjadi Ibukota Kabupaten Nganjuk sampai sekarang.